Jumat, 19 Juni 2015

Pengalaman Tour Jakarta - Padangsidempuan....ketabo, ketabo tu Sidempuan i



PENGALAMAN TOUR JAKARTA-PADANGSIDEMPUAN SELAMA 12 HARI MELEWATI JALUR TIMUR dan TENGAH SUMATERA

Perjalanan pulang ke kampung halaman di Sumatera Utara dengan menggunakan mobil merupakan suatu pengalaman yang kaya dan sarat dengan pengalaman dan kesan sepanjang perjalanan. Pengalaman pertama kali saya dan keluarga pulkam ke Sumut menggunakan kenderaan mobil yaitu pada tahun 1999 pada waktu itu kami menggunakan mobil tua merk Honda Civic Wonder tahun 1984, 1300 cc, bbm : bensin premium, rute : Jakarta – Lampung – Lahat – Lubuklinggau  - Solok – Bukit Tinggi – Padangsidempuan (Jalur tengah Sumatera), waktu tempuh : 2 hari 3 malam, menginap 1 malam di Lubuklinggau.
Pengalaman kedua, tahun 2005, menggunakan mobil tua Izuzu Panther 1995, 2300 cc, bbm : solar, rute : Jakarta – Lampung – Lahat – Lubuklinggau – Solok – Bukit Tinggi – Padangsidempuan – (Jalur Tengah Sumatera), waktu tempuh : 2 hari 2 malam, istirahat di hotel no smoking alias pom bensin.
Pengalaman ketiga pulang kampung kami mulai dari tanggal 21 Desember 2013 – 02 Januari 2014, menggunakan mobil Suzuki Ertiga tahun 2013, 1400 cc, bbm : kombinasi pertamax dan premium, dengan rangkaian perjalanan sebagai berikut :

Setelah mempersiapkan kondisi mobil (service, dan pengecekan kesiapan kenderaan di bengkel Suzuki) maka pada hari Sabtu subuh, tanggal 21 Desember 2013, pukul 2.30 wib, kami berangkat dari rumah di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, posisi km mobil : 5644 dengan bbm kami isi pertamax full tank (sekitar 45 ltr), cuaca cerah dengan udara yang sejuk dan kondisi kepadatan kenderaan di jalan tol Jakarta – Merak tidak begitu padat, laju kenderaan dapat dipacu 100 – 120 km per jam. Sebenarnya kecepatan mobil masih bisa ditambah lagi namun mengingat beban kenderaan yang sudah maksimal dengan 6 orang penumpang dan tambahan barang di rak atas mobil, kecepatan mobil kami pacu di sekitar 100 – 120 km/jam saja.
Kami tiba di Pelabuhan Penyeberangan Merak pukul 4 wib pagi hari, ternyata pada tanggal 21 Desember itu merupakan puncak arus menyeberang ke Sumatera, informasi itu kami dapatkan dari petugas loket pintu masuk pelabuhan. Setelah menunggu 2  jam 30 menit, akhirnya pada pukul 6.30 wib kami mendapat giliran masuk Ferry, dengan menggunakan Ferry Portlink kami menempuh perjalanan menuju Bakauheni (Lampung) dengan lama pelayaran 3 jam pada pukul 9.30 wib pagi hari Kami tiba di Bakauheni dan langsung keluar pelabuhan menuju pom bbm untuk mengisi bensin hingga full tank kembali. Hal ini kami lakukan mengingat ketersediaan bbm dibeberapa tempat sepanjang Lampung dan Sumsel kadang kosong (karena habis di borong masyarakat setempat untuk di jual eceran) oleh karena itu kami tidak mau ambil resiko kehabisan bbm di tengah perjalananan dan harus membeli bbm di kios eceran yang mutu bbm nya mungkin tidak baik (?).

Setelah mengisi bbm tepat pukul 10 wib dari Pom bensin Bakauheni, kami langsung mengambil jalur lintas pantai timur Lampung (200 meter dari pelabuhan Bakauheni langsung belok Kanan), 40 km pertama kondisi lintas pantai Timur cukup mulus, kecepatan dapat dipacu hingga 100 – 120 km/jam, namun setelah itu kondisi jalan tidak seluruhnya mulus dibeberapa bagian jalan terdapat pengelupasan aspalt dan jalan berlubang sehingga kita dituntut untuk mengatur kecepatan dan siap-siap melakukan pengereman mendadak. Kondisi jalan seperti ini kami temui dari di sepanjang Kabupaten Lampung Timur sampai dengan kota Menggala.

Memasuki kota Menggala, kondisi jalan kembali mulus dan kenderaan dapat dipacu sampai diatas 100 km lebih per jam nya, namun mengingat jalur lintas timur ini banyak juga digunakan oleh pengendara sepeda motor, maka diminta agar tetap berhati-hati terutama pada saat menyalip karena saya perhatikan rata-rata pemotor kurang memperhatikan jalur nya, mereka cenderung ketengah dan sering mengobrol dengan sesama pemotor lainnya dan yang lebih memprihatinkan lagi, rata-rata motor yang digunakan tidak dilengkapi dengan kaca spion dan tidak menggunakan helm..

Setelah melewati propinsi Lampung masuk ke propinsi Sumsel kondisi jalan bervariasi sebagian mulus dan di beberapa lokasi berlubang/ aspalt terkelupas, kedalaman lobang di jalanan bervariasi juga antara 10 s/d 30 cm. Memasuki daerah indralaya, kondisi jalan rusak parah diperparah lagi habis turun hujan mengakibatkan kondisi jalan tergenang dan sebagian lubang di jalan terisi lumpur sehingga dituntut kehati-hatian dan kesabaran dalam melewati jalan tersebut hingga memasuki kota Palembang baru ditemui jalan yang mulus.
Setelah berjuang selama kurang lebih 14 jam, kami tiba di Palembang pukul 22.30 wib dan kami menginap di hotel tidak jauh dari Jembaan Merah yang fenomenal itu dan yang menjadi ikon kota Palamebang untuk memulihkan stamina karena perjalanan menuju kota Padangsidempuan di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara masih cukup jauh.

Keesokan harinya, setelah sarapan pagi, pukul 06.00 wib kami start menuju propinsi Jambi yaitu kota Muara Bungo. Dari Palembang  kami menyusuri jalan menuju Tempino, dan di pertigaan Tempino kami mengambil mengambil jalan ke keri. Kondisi trans Sumatera Palembang – Muara Lakitan, Jambi sebagian jalan mulus dan sebagian jalan berlubang, demikian pula antara Muara Lakitan ke Muara Mungo. Perjalanan dari Palembang ke Muara Bungo kami tempuh sekitar 13 jam, kami tiba di Muara Bungo pukul 19 malam dan kami putuskan untuk beristirahat di Muara Bungo.
Sama seperti di Palembang, pada pagi harinya sekitar pukul 06.00 wib kami melanjutkan perjalanan kami menuju propinsi Sumatera Barat yaitu menuju kota Bukit Tinggi. Kondisi trans Sumatera dari Muara Bungo ke Bukit Tinggi umumnya mulus dan kenderaan dapat dipacu tanpa halangan yang berarti. Sebelum kami tiba di Bukit Tinggi, kami terlebih dahulu mampir makan siang di Danau Singkarak. Setelah istirahat sekitar 1 jam, kami melanjutkan perjalanan kami menuju kota Bukit Tinggi. Kami tibaPdi Bukit Tinggi pukul 15.00 wib. Suhu udara masih terasa panas karena  matahari masih bersinar terang, cuaca terang, kami parkirkan mobil di dekat lokasi Jam Gadang untuk beristirahat dan menikmati pemandangan sekitar. Di sekitar Jam Gadang terdapat Pasar, Mall, Hotel, dan jajanan tentunya. Salah satu makanan favorit saya setiap mampir di Bukit Tinggi adalah Sate. Sambil duduk-duduk santai di alun-alun Jam Gadang menikmati sate rasanya nikmat dan sulit dilupakan. Kami beristirahat sekitar 2 Jam di Bukit Tinggi, setelah membeli oleh-oleh dan badan sudah terasa segar kembali, kami meneruskan perjalanan menuju kota Padangsidempuan, Tapanuli Selatan. Jarak antara Bukit Tinggi ke Padangsidempuan sekitar 295 Km dan dapat ditempuh dalam waktu 7 s/d 8 jam (tergantung kondisi jalan dan jam perjalanan, apabila kondisi jalan mulus dapat ditempuh dalam waktu 7 jam bahkan apabila perjalanan dilakukan diwaktu malam dapat ditempuh dalam waktu 6 jam dikarenakan jalan sepi).
Tepat pukul 17.00 wib, kami lanjutkan perjalanan kami menuju Padangsidempuan, kondisi lalulintas tidak begitu padat hanya saja sedikit tersendat di lampu perlintasan atau pasar yang ada di kota Bukit Tinggi namun selepas itu, kenderaaan dapat dipacu dengan kecepatan 60-70 Kpj. Sekitar 30 menit keluar dari Bukit Tinggi, kita melewati jalan berkelok menurun dan menanjak terus menuju Palupuh, Bonjol. Lubuk Sikaping, Panti, Rao, terus masuk ke kota Penyabungan, Kabupaten Mandailing Natal dan selanjutnya masuk ke kota Padangsidempuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Sepanjang perjalanan Bukit Tinggi – Padangsdempuan dituntut kewaspadaan pengemudi dan kondisi mobil yang prima, karena kondisi jalan yang banyak dengan tikungan tajam, naik-turun, tebing-tebing yang tinggi sehingga menyulitkan pandangan situasi jalan di depan kita, oleh karena itu, menurut saya, perjalanan sebaiknya dilakukan di malam hari karena sorotan lampu dari kenderaan yang ada di balik tebing di depan kita dapat kita ketahui dan diantisipasi yang penting kondisi pengemudi harus full waspada dan stamina segar (tidak mengantuk), lampu mobil berfungsi dengan baik, rem, dll dalam kondisi baik.

Setelah menempuh perjalanan sekitar 7 jam, kami tiba di Padangsidempuan pada pukul 24.00 wib dan kami langsung menuju hotel tempat menginap yang sudah kami pesan terlebih dahulu sebelum kami tiba di Padangsidempuan.
Padangsidempuan adalah kota yang terletak di ketinggian sekitar 600 m diatas permukaan laut. Bentuk kotanya seperti belanga (penggorengan) karena kota Padangsidempuan dikelilingi bukit-bukit. Suhu udara pada pagi-siang sekitar 31-34 derajat celcius dan pada malam hari sekitar 24-25 derajat Celsius. Dahulu sewaktu penulis masih kecil (tahun 60 an) suhu udara di Padangsidempuan masih cukup dingin, sekitar 22-23 derajat celcius di pagi-siang hari dan 20-21 derajat celcius di malam hari. Namun mengingat pengembangan kota dengan menebang pohon-pohon di hutan-hutan sekitar kota, pelebaran lahan perkantoran, pemukiman, sekolah dan tempat-tempat fasilitas umum lainnya sehingga suhu udara meningkat drastis membuat kota Padangsidempuan sudah tidak sesejuk dahulu. Dan yang paling ironisnya lagi, di Kabupaten Tapanuli Selatan bahkan di kabupaten lainnya sekitarnya, hutan-hutan dibabat habis dan di ganti dengan tanaman kelapa sawit, sehingga kalau waktu dahulu hutan-hutan masih rimbun di kabupaten Tapanuli Selatan dan sekitanya, sekarang ini sudah berubah menjadi kebun kelapa  sawit. Longsor di beberapa tempat bukan berita baru lagi di Kabupaten ini. “Padangsidempuan najeges inda jeges be” (Padangsidempuan yang indah sudah tidak indah lagi).

Adapun jarak tempuh yang kami tempuh dari : Jakarta – Palembang – Muara Bungo – Bukit Tinggi – Padangsidempuan (kombinasi jalur Timur dan Tengah) kurang lebih 1850 km dengan konsumsi bahan bakar (pertamax+premium) sekitar 138 liter (rata-rata 13.5 ltr/km).

Kesimpulannya adalah :
Sebelum melakukan perjalanan lintas Sumatera harap persiapkan :

Untuk Kenderaan :
1.    Mesin Mobil harus prima.
2.    Oli mesin yg cukup untuk 5000 km baru ganti.
3.    Periksa kondisi ban (sebaiknya masih baru, minimal 75% dan direkomendasikan belum pernah di tambal/ tubless) sehingga daya cengkeram ban baik dan sebaiknya menggunakan nitrogen agar suhu udara ban tidak terlalu panas dan memberikan kelenturan ban yang lebih lembut. Pastikan tekanan udara dalam ban depan dan belakang sesuai dengan yg direkomendasikan.
4.    Lakukan spooring dan balancing ban.
5.    Cek kondisi ban cadangan (sebaiknya tekanan udara ban disamakan dengan tekanan ban belakang sebagai antisipasi kalau ban belakang yang kempes dan apabila ban depan yg kempes tinggal mengurangi tekanan)
6.    Pastikan Lampu utama (jauh/ dekat) menyala dengan baik bila perlu ganti dengan lampu baru tidak salah menyiapkan bola lampu cadangan.
7.    Pastikan frog lamp, lampu sorot berfungsi dengan baik. Lebih baik lagi apabila ditambah dengan lampu kabut untuk menembus medan berkabut dan hujan lebat.
8.    Ganti kampas rem dengan yang baru (sangat disarankan mengingat kondisi medan yang menuntut fungsi rem yang prima).
9.    Cek kondisi karet kopling (mobil manual).
10. Cek Sweeper kaca mobil.
11. Cek tanki air untuk penyemprot kaca mobil/swiper (disarankan air dicampur 1 senduk teh sabun cair pencuci piring atau shampoo untuk membantu melunturkan gelaga/debu berminyak  yang menempel di kaca mobil dan membantu menjernihkan kaca).
12. Cek kondisi Air Conditioner (AC) mobil (kompresor, tali kipas, Freon, dll).
13. Cek kunci-kunci standar keperluan mobil (dongkrak, kunci ban, kunci pas, obeng, tang, dll)
14. Bawa kompresor angin (mini) bertenaga listrik mobil.
15. Siapkan beberapa senter (2 – 3 buah).
16. Siapkan payung lipat, jaket hujan.
17. Apabila memasang rak diatap, pastikan terpasang kokoh dan pengikat barang yang ketat.
18. Siapkan segitiga emergency.
19. Bawa Peta Sumatera.
20. Bawa Global Positioning System (GPS), iPad, HP yg dilengkapi GPS.
Untuk awak/personil :
1.    Siapkan jadwal perjalanan, jam berangkat dari tempat asal, tandai kota-kota yang akan dilewati di Peta (buat daftar kota-kota yang akan dilewati).
2.    Buat semacam target waktu dari kota ke kota dengan menghitung jarak antar kota dan perkiraan waktu yang dibutuhkan. (misalnya : Jakarta – Merak = 120 km, kec. Rata-rata = 100 kpj, maka jarak tsb akan ditempuh selama = 120 : 100 = 1 jam 20 menit) perhitungan ini diperlukan untuk membantu kita menentukan jam keberangkatan dari suatu tempat ke tempat lain dan untuk mendapat gambaran jam berapa kita melewati daerah-daerah rawan kejahatan (seperti beberapa tempat di Sumatera Selatan)
3.    Siapkan stamina tubuh yang prima (3 hari sebelum berangkat, tidur 7-8 jam sehari).
4.    Makan buah-buahan/makanan berkadar vitamin baik.
5.    Olah raga, relaksasi otot-otot.
6.    Suntik vitamin C (pengalaman penulis sangat terbantu menjaga stamina selama perjalanan).
7.    Bawa makanan kering, minuman air mineral botol ukuran sedang dan kemasan gelas, permen, buah-buahan.
8.    Selama perjalanan menggunakan pakaian yang mudah menyerap keringat, agak longgar.
9.    Bawa kotak P3K dan obat-obat yang diperlukan.
10. Bawa CD, USB lagu/music yang disukai (bernada riang/semangat lebih baik agar tetap terjaga).
11. Bawa alat-alat komunikasi (HP, iPad, HT). Jangan lupa mengisi pulsa lebih banyak dari biasanya.
12. Bawa tikar lipat sebagai alas duduk diwaktu istirahat (bila perlu bantal kecil).
13. Bawa uang secukupnya karena mesin ATM sudah banyak tersedia disepanjang perjalanan.
14. Bawa alat-alat permainan (apabila membawa anak-anak).
15. Penumpang dilarang tertidur semua terutama yang duduk disebelah pengemudi wajib ikut mengawasi perjalanan.
16. Setiap 2 maksimal 3 jam, berhentilah di tempat-tempat aman (Pom Bensin, Mesjid, Gereja, Kantor Polisi, Pos tentara, kantor pemerintah setempat) untuk beristirahat paling tidak 15 s/d 30 menit.
17. Mengkonsumsi air mineral yang cukup untuk menghindari dehidrasi.
18. Penumpang harus saling mengingatkan dengan pengemudi agar tetap terjaga dan waspada (jangan memaksakan diri apabila terasa ngantuk, lebih baik berhenti sejenak, istirahat, baru perjalanan dilanjutkan kembali).
19. Usahakan suasana ceria dan canda.
20. Sepanjang perjalanan jangan lupa bersyukur dan berterimakasih kepada Sang Khalik dan mohon penyertaan dan perlindungan dariNya sepanjang perjalanan (Berdoalah senantiasa).

Semoga tulisan dan sharing pengalaman kami ini dapat memberi informasi dan bermanfaat bagi siapa saja yang akan melakukan perjalanan ke Sumatera. Selamat Jalan, semoga selamat sampai tujuan.

“Ketabo, ketabo tu Sidimpuan I”

Jakarta, 12 Juni 2015.
            Henry Tampubolon (par Gang Manggis, Km.1, Jl. Imam Bonjol, Psp).