PENGALAMAN TOUR JAKARTA-PADANGSIDEMPUAN
SELAMA 12 HARI MELEWATI JALUR TIMUR dan TENGAH SUMATERA
Perjalanan pulang ke kampung
halaman di Sumatera Utara dengan menggunakan mobil merupakan suatu pengalaman
yang kaya dan sarat dengan pengalaman dan kesan sepanjang perjalanan.
Pengalaman pertama kali saya dan keluarga pulkam ke Sumut menggunakan kenderaan
mobil yaitu pada tahun 1999 pada waktu itu kami menggunakan mobil tua merk
Honda Civic Wonder tahun 1984, 1300 cc, bbm : bensin premium, rute : Jakarta – Lampung
– Lahat – Lubuklinggau - Solok – Bukit
Tinggi – Padangsidempuan (Jalur tengah Sumatera), waktu tempuh : 2 hari 3
malam, menginap 1 malam di Lubuklinggau.
Pengalaman kedua, tahun
2005, menggunakan mobil tua Izuzu Panther 1995, 2300 cc, bbm : solar, rute :
Jakarta – Lampung – Lahat – Lubuklinggau – Solok – Bukit Tinggi –
Padangsidempuan – (Jalur Tengah Sumatera), waktu tempuh : 2 hari 2 malam,
istirahat di hotel no smoking alias pom bensin.
Pengalaman ketiga pulang kampung kami mulai
dari tanggal 21 Desember 2013 – 02 Januari 2014, menggunakan mobil Suzuki
Ertiga tahun 2013, 1400 cc, bbm : kombinasi pertamax dan premium, dengan
rangkaian perjalanan sebagai berikut :
Setelah mempersiapkan
kondisi mobil (service, dan pengecekan kesiapan kenderaan di bengkel Suzuki)
maka pada hari Sabtu subuh, tanggal 21 Desember 2013, pukul 2.30 wib, kami
berangkat dari rumah di Kebon Jeruk, Jakarta Barat, posisi km mobil : 5644
dengan bbm kami isi pertamax full tank (sekitar 45 ltr), cuaca cerah dengan
udara yang sejuk dan kondisi kepadatan kenderaan di jalan tol Jakarta – Merak
tidak begitu padat, laju kenderaan dapat dipacu 100 – 120 km per jam.
Sebenarnya kecepatan mobil masih bisa ditambah lagi namun mengingat beban kenderaan
yang sudah maksimal dengan 6 orang penumpang dan tambahan barang di rak atas
mobil, kecepatan mobil kami pacu di sekitar 100 – 120 km/jam saja.
Kami tiba di Pelabuhan
Penyeberangan Merak pukul 4 wib pagi hari, ternyata pada tanggal 21 Desember
itu merupakan puncak arus menyeberang ke Sumatera, informasi itu kami dapatkan
dari petugas loket pintu masuk pelabuhan. Setelah menunggu 2 jam 30 menit, akhirnya pada pukul 6.30 wib kami
mendapat giliran masuk Ferry, dengan menggunakan Ferry Portlink kami menempuh
perjalanan menuju Bakauheni (Lampung) dengan lama pelayaran 3 jam pada pukul
9.30 wib pagi hari Kami tiba di Bakauheni dan langsung keluar pelabuhan menuju
pom bbm untuk mengisi bensin hingga full tank kembali. Hal ini kami lakukan
mengingat ketersediaan bbm dibeberapa tempat sepanjang Lampung dan Sumsel
kadang kosong (karena habis di borong masyarakat setempat untuk di jual eceran)
oleh karena itu kami tidak mau ambil resiko kehabisan bbm di tengah
perjalananan dan harus membeli bbm di kios eceran yang mutu bbm nya mungkin
tidak baik (?).
Setelah mengisi bbm tepat
pukul 10 wib dari Pom bensin Bakauheni, kami langsung mengambil jalur lintas
pantai timur Lampung (200 meter dari pelabuhan Bakauheni langsung belok Kanan),
40 km pertama kondisi lintas pantai Timur cukup mulus, kecepatan dapat dipacu
hingga 100 – 120 km/jam, namun setelah itu kondisi jalan tidak seluruhnya mulus
dibeberapa bagian jalan terdapat pengelupasan aspalt dan jalan berlubang
sehingga kita dituntut untuk mengatur kecepatan dan siap-siap melakukan
pengereman mendadak. Kondisi jalan seperti ini kami temui dari di sepanjang
Kabupaten Lampung Timur sampai dengan kota Menggala.
Memasuki kota Menggala,
kondisi jalan kembali mulus dan kenderaan dapat dipacu sampai diatas 100 km
lebih per jam nya, namun mengingat jalur lintas timur ini banyak juga digunakan
oleh pengendara sepeda motor, maka diminta agar tetap berhati-hati terutama
pada saat menyalip karena saya perhatikan rata-rata pemotor kurang
memperhatikan jalur nya, mereka cenderung ketengah dan sering mengobrol dengan
sesama pemotor lainnya dan yang lebih memprihatinkan lagi, rata-rata motor yang
digunakan tidak dilengkapi dengan kaca spion dan tidak menggunakan helm..
Setelah melewati propinsi
Lampung masuk ke propinsi Sumsel kondisi jalan bervariasi sebagian mulus dan di
beberapa lokasi berlubang/ aspalt terkelupas, kedalaman lobang di jalanan
bervariasi juga antara 10 s/d 30 cm. Memasuki daerah indralaya, kondisi jalan
rusak parah diperparah lagi habis turun hujan mengakibatkan kondisi jalan
tergenang dan sebagian lubang di jalan terisi lumpur sehingga dituntut
kehati-hatian dan kesabaran dalam melewati jalan tersebut hingga memasuki kota
Palembang baru ditemui jalan yang mulus.
Setelah berjuang selama
kurang lebih 14 jam, kami tiba di Palembang pukul 22.30 wib dan kami menginap
di hotel tidak jauh dari Jembaan Merah yang fenomenal itu dan yang menjadi ikon
kota Palamebang untuk memulihkan stamina karena perjalanan menuju kota
Padangsidempuan di Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara masih cukup jauh.
Keesokan harinya, setelah
sarapan pagi, pukul 06.00 wib kami start menuju propinsi Jambi yaitu kota Muara
Bungo. Dari Palembang kami menyusuri
jalan menuju Tempino, dan di pertigaan Tempino kami mengambil mengambil jalan
ke keri. Kondisi trans Sumatera Palembang – Muara Lakitan, Jambi sebagian jalan
mulus dan sebagian jalan berlubang, demikian pula antara Muara Lakitan ke Muara
Mungo. Perjalanan dari Palembang ke Muara Bungo kami tempuh sekitar 13 jam,
kami tiba di Muara Bungo pukul 19 malam dan kami putuskan untuk beristirahat di
Muara Bungo.
Sama seperti di Palembang,
pada pagi harinya sekitar pukul 06.00 wib kami melanjutkan perjalanan kami
menuju propinsi Sumatera Barat yaitu menuju kota Bukit Tinggi. Kondisi trans
Sumatera dari Muara Bungo ke Bukit Tinggi umumnya mulus dan kenderaan dapat
dipacu tanpa halangan yang berarti. Sebelum kami tiba di Bukit Tinggi, kami
terlebih dahulu mampir makan siang di Danau Singkarak. Setelah istirahat
sekitar 1 jam, kami melanjutkan perjalanan kami menuju kota Bukit Tinggi. Kami
tibaPdi Bukit Tinggi pukul 15.00 wib. Suhu udara masih terasa panas karena matahari masih bersinar terang, cuaca terang,
kami parkirkan mobil di dekat lokasi Jam Gadang untuk beristirahat dan
menikmati pemandangan sekitar. Di sekitar Jam Gadang terdapat Pasar, Mall,
Hotel, dan jajanan tentunya. Salah satu makanan favorit saya setiap mampir di
Bukit Tinggi adalah Sate. Sambil duduk-duduk santai di alun-alun Jam Gadang
menikmati sate rasanya nikmat dan sulit dilupakan. Kami beristirahat sekitar 2
Jam di Bukit Tinggi, setelah membeli oleh-oleh dan badan sudah terasa segar
kembali, kami meneruskan perjalanan menuju kota Padangsidempuan, Tapanuli
Selatan. Jarak antara Bukit Tinggi ke Padangsidempuan sekitar 295 Km dan dapat
ditempuh dalam waktu 7 s/d 8 jam (tergantung kondisi jalan dan jam perjalanan,
apabila kondisi jalan mulus dapat ditempuh dalam waktu 7 jam bahkan apabila
perjalanan dilakukan diwaktu malam dapat ditempuh dalam waktu 6 jam dikarenakan
jalan sepi).
Tepat pukul 17.00 wib, kami lanjutkan
perjalanan kami menuju Padangsidempuan, kondisi lalulintas tidak begitu padat
hanya saja sedikit tersendat di lampu perlintasan atau pasar yang ada di kota
Bukit Tinggi namun selepas itu, kenderaaan dapat dipacu dengan kecepatan 60-70
Kpj. Sekitar 30 menit keluar dari Bukit Tinggi, kita melewati jalan berkelok
menurun dan menanjak terus menuju Palupuh, Bonjol. Lubuk Sikaping, Panti, Rao, terus
masuk ke kota Penyabungan, Kabupaten Mandailing Natal dan selanjutnya masuk ke
kota Padangsidempuan, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara. Sepanjang
perjalanan Bukit Tinggi – Padangsdempuan dituntut kewaspadaan pengemudi dan
kondisi mobil yang prima, karena kondisi jalan yang banyak dengan tikungan
tajam, naik-turun, tebing-tebing yang tinggi sehingga menyulitkan pandangan
situasi jalan di depan kita, oleh karena itu, menurut saya, perjalanan
sebaiknya dilakukan di malam hari karena sorotan lampu dari kenderaan yang ada
di balik tebing di depan kita dapat kita ketahui dan diantisipasi yang penting
kondisi pengemudi harus full waspada dan stamina segar (tidak mengantuk), lampu
mobil berfungsi dengan baik, rem, dll dalam kondisi baik.
Setelah menempuh perjalanan
sekitar 7 jam, kami tiba di Padangsidempuan pada pukul 24.00 wib dan kami
langsung menuju hotel tempat menginap yang sudah kami pesan terlebih dahulu
sebelum kami tiba di Padangsidempuan.
Padangsidempuan adalah kota yang terletak di
ketinggian sekitar 600 m diatas permukaan laut. Bentuk kotanya seperti belanga
(penggorengan) karena kota Padangsidempuan dikelilingi bukit-bukit. Suhu udara
pada pagi-siang sekitar 31-34 derajat celcius dan pada malam hari sekitar 24-25
derajat Celsius. Dahulu sewaktu penulis masih kecil (tahun 60 an) suhu udara di
Padangsidempuan masih cukup dingin, sekitar 22-23 derajat celcius di pagi-siang
hari dan 20-21 derajat celcius di malam hari. Namun mengingat pengembangan kota
dengan menebang pohon-pohon di hutan-hutan sekitar kota, pelebaran lahan
perkantoran, pemukiman, sekolah dan tempat-tempat fasilitas umum lainnya
sehingga suhu udara meningkat drastis membuat kota Padangsidempuan sudah tidak
sesejuk dahulu. Dan yang paling ironisnya lagi, di Kabupaten Tapanuli Selatan
bahkan di kabupaten lainnya sekitarnya, hutan-hutan dibabat habis dan di ganti
dengan tanaman kelapa sawit, sehingga kalau waktu dahulu hutan-hutan masih
rimbun di kabupaten Tapanuli Selatan dan sekitanya, sekarang ini sudah berubah
menjadi kebun kelapa sawit. Longsor di
beberapa tempat bukan berita baru lagi di Kabupaten ini. “Padangsidempuan najeges
inda jeges be” (Padangsidempuan yang indah sudah tidak indah lagi).
Adapun jarak tempuh yang
kami tempuh dari : Jakarta – Palembang – Muara Bungo – Bukit Tinggi –
Padangsidempuan (kombinasi jalur Timur dan Tengah) kurang lebih 1850 km dengan
konsumsi bahan bakar (pertamax+premium) sekitar 138 liter (rata-rata 13.5
ltr/km).
Kesimpulannya adalah :
Sebelum melakukan perjalanan
lintas Sumatera harap persiapkan :
Untuk Kenderaan :
1. Mesin
Mobil harus prima.
2. Oli
mesin yg cukup untuk 5000 km baru ganti.
3. Periksa
kondisi ban (sebaiknya masih baru, minimal 75% dan direkomendasikan belum
pernah di tambal/ tubless) sehingga daya cengkeram ban baik dan sebaiknya
menggunakan nitrogen agar suhu udara ban tidak terlalu panas dan memberikan kelenturan
ban yang lebih lembut. Pastikan tekanan udara dalam ban depan dan belakang
sesuai dengan yg direkomendasikan.
4. Lakukan
spooring dan balancing ban.
5. Cek
kondisi ban cadangan (sebaiknya tekanan udara ban disamakan dengan tekanan ban
belakang sebagai antisipasi kalau ban belakang yang kempes dan apabila ban
depan yg kempes tinggal mengurangi tekanan)
6. Pastikan
Lampu utama (jauh/ dekat) menyala dengan baik bila perlu ganti dengan lampu
baru tidak salah menyiapkan bola lampu cadangan.
7. Pastikan
frog lamp, lampu sorot berfungsi dengan baik. Lebih baik lagi apabila ditambah
dengan lampu kabut untuk menembus medan berkabut dan hujan lebat.
8. Ganti
kampas rem dengan yang baru (sangat disarankan mengingat kondisi medan yang
menuntut fungsi rem yang prima).
9. Cek
kondisi karet kopling (mobil manual).
10. Cek
Sweeper kaca mobil.
11. Cek tanki
air untuk penyemprot kaca mobil/swiper (disarankan air dicampur 1 senduk teh
sabun cair pencuci piring atau shampoo untuk membantu melunturkan gelaga/debu
berminyak yang menempel di kaca mobil
dan membantu menjernihkan kaca).
12. Cek
kondisi Air Conditioner (AC) mobil (kompresor, tali kipas, Freon, dll).
13. Cek
kunci-kunci standar keperluan mobil (dongkrak, kunci ban, kunci pas, obeng,
tang, dll)
14. Bawa
kompresor angin (mini) bertenaga listrik mobil.
15. Siapkan
beberapa senter (2 – 3 buah).
16. Siapkan
payung lipat, jaket hujan.
17. Apabila
memasang rak diatap, pastikan terpasang kokoh dan pengikat barang yang ketat.
18. Siapkan
segitiga emergency.
19. Bawa
Peta Sumatera.
20. Bawa
Global Positioning System (GPS), iPad, HP yg dilengkapi GPS.
Untuk awak/personil :
1.
Siapkan jadwal perjalanan, jam berangkat dari
tempat asal, tandai kota-kota yang akan dilewati di Peta (buat daftar kota-kota
yang akan dilewati).
2.
Buat semacam target waktu dari kota ke kota
dengan menghitung jarak antar kota dan perkiraan waktu yang dibutuhkan.
(misalnya : Jakarta – Merak = 120 km, kec. Rata-rata = 100 kpj, maka jarak tsb
akan ditempuh selama = 120 : 100 = 1 jam 20 menit) perhitungan ini diperlukan
untuk membantu kita menentukan jam keberangkatan dari suatu tempat ke tempat
lain dan untuk mendapat gambaran jam berapa kita melewati daerah-daerah rawan
kejahatan (seperti beberapa tempat di Sumatera Selatan)
3.
Siapkan stamina tubuh yang prima (3 hari
sebelum berangkat, tidur 7-8 jam sehari).
4.
Makan buah-buahan/makanan berkadar vitamin
baik.
5.
Olah raga, relaksasi otot-otot.
6.
Suntik vitamin C (pengalaman penulis sangat
terbantu menjaga stamina selama perjalanan).
7.
Bawa makanan kering, minuman air mineral
botol ukuran sedang dan kemasan gelas, permen, buah-buahan.
8.
Selama perjalanan menggunakan pakaian yang
mudah menyerap keringat, agak longgar.
9.
Bawa kotak P3K dan obat-obat yang diperlukan.
10. Bawa
CD, USB lagu/music yang disukai (bernada riang/semangat lebih baik agar tetap
terjaga).
11. Bawa
alat-alat komunikasi (HP, iPad, HT). Jangan lupa mengisi pulsa lebih banyak
dari biasanya.
12. Bawa
tikar lipat sebagai alas duduk diwaktu istirahat (bila perlu bantal kecil).
13. Bawa
uang secukupnya karena mesin ATM sudah banyak tersedia disepanjang perjalanan.
14. Bawa
alat-alat permainan (apabila membawa anak-anak).
15. Penumpang
dilarang tertidur semua terutama yang duduk disebelah pengemudi wajib ikut
mengawasi perjalanan.
16. Setiap
2 maksimal 3 jam, berhentilah di tempat-tempat aman (Pom Bensin, Mesjid,
Gereja, Kantor Polisi, Pos tentara, kantor pemerintah setempat) untuk
beristirahat paling tidak 15 s/d 30 menit.
17. Mengkonsumsi
air mineral yang cukup untuk menghindari dehidrasi.
18. Penumpang
harus saling mengingatkan dengan pengemudi agar tetap terjaga dan waspada
(jangan memaksakan diri apabila terasa ngantuk, lebih baik berhenti sejenak,
istirahat, baru perjalanan dilanjutkan kembali).
19. Usahakan
suasana ceria dan canda.
20. Sepanjang
perjalanan jangan lupa bersyukur dan berterimakasih kepada Sang Khalik dan
mohon penyertaan dan perlindungan dariNya sepanjang perjalanan (Berdoalah
senantiasa).
Semoga tulisan dan sharing pengalaman
kami ini dapat memberi informasi dan bermanfaat bagi siapa saja yang akan
melakukan perjalanan ke Sumatera. Selamat Jalan, semoga selamat sampai tujuan.
“Ketabo, ketabo tu Sidimpuan
I”
Jakarta, 12 Juni 2015.
Henry
Tampubolon (par Gang Manggis, Km.1, Jl. Imam Bonjol, Psp).